Aplikasi Encoder-decoder
Kontrol Atap
Jemuran Otomatis
1. Tujuan[Kembali]
a. Mengetahui dan
memahami rangkaian aplikasi LDR, rain sensor
b. Mengetahui
dan memahami prinsip kerja aplikasi kontrol atap jemuran otomatis
c. Mengetahui dan
memahami simulasi rangkaian aplikasi kontrol atap jemuran otomatis
2. Alat dan bahan[Kembali]
a. Alat
·
DC Voltmeter
Voltmeter DC yaitu alat ukur biasa digunakan untuk mengukur
tegangan DC dengan cara mengukur beda potensial dari tegangan DC antara 2 titik
suatu beban listrik atau rangkaian elektronika. Penambah sebuah tahanan seri
atau pengali (multiplier), mengubah gerakan d’arsonval menjadi sebuah voltmeter
arus searah.
·
Power Supply
Baterai pada rangkaian ini digunakan sebagai sumber energi listrik
atau sumber tegangan untuk menjalankan rangkaian.
b. Bahan
·
Rain sensor
Rain sensor merupakan sensor yang berfungsi
untuk mendeteksi hujan turun atau tidak. Intinya sensor ini jika terkena air
pada papan sensornya maka resistansinya akan berubah, semakin banyak semakin
kecil dan sebaliknya.
Konfigurasi pin:
Spesifikasi:
Ø Mengadopsi
bahan dua sisi RF-04 berkualitas tinggi
Ø Area: pelat
nikel 5cm x 4cm di samping
Ø Anti-oksidasi,
anti-konduktivitas, dengan waktu penggunaan yang lama
Ø Potensiometer
menyesuaikan sensitivitas
Ø Tegangan
bekerja 5V
Ø Format
keluaran: Output switching digital (0&1) dan output tegangan analog AO
Ø Ukuran PCB
papan kecil: 3,2 cm x 1,4 cm
Ø Menggunakan
komparator LM393 tegangan lebar
·
LDR
Spesifikasi:
Ø Tegangan
maksimum (DC): 150V.
Ø Konsumsi
arus maksimum: 100mW.
Ø Tingkatan
Resistansi/Tahanan : 10Ω sampai 100KΩ
Ø Puncak
spektral: 540nm (ukuran gelombang cahaya)
Ø Waktu Respon
Sensor : 20ms – 30ms.
Konfigurasi pin:
·
Transistor
Spesifikasi:
Konfigurasi pin:
·
Op-amp
Spesifikasi:
Ø Integrated
with two Op-Amps in a single package
Ø Wide power
supply Range
Ø Single
supply – 3V to 32V
Ø Dual supply
– ±1.5V to ±16V
Ø Low Supply
current – 700uA
Ø Single
supply for two op-amps enables reliable operation
Ø Short
circuit protected outputs
Ø Operating
ambient temperature – 0˚C to 70˚C
Ø Soldering
pin temperature – 260 ˚C (for 10 seconds – prescribed)
Ø Available packages: TO-99, CDIP, DSBGA, SOIC, PDIP, DSBGA
Konfigurasi pin:
·
Dioda
Spesifikasi:
·
Resistor
Spesifikasi:
·
Relay
Spesifikasi:
Konfigurasi:
·
Gerbang OR (IC4071)
OR adalah suatu gerbang yang bertujuan untuk menghasilkan logika
output berlogika 0 apabila semua
inputnya berlogika 0 dan sebaliknya output berlogika 1 apabila salah satu,
sebagian atau semua inputnya
berlogika 1.
Konfigurasi:
Spesifikasi :
Ø Tegangan
Suplai: 5 hingga 7V
Ø Tegangan
Input: 5 hingga 7V
Ø Kisaran suhu
pengoperasian = -55 ° C hingga 125 ° C
Ø Tersedia
dalam paket SOIC 14-pin
·
Gerbang XOR (IC7486)
Spesifikasi :
Ø Two Input
Exclusive-OR Gate – Quad Package
Ø Typical
Operating Voltage: 5V
Ø Propagation
Delay @5V: 32ns (maximum)
Ø Transition
Time: 19ns
Ø Operating
Temperature: -40 to +125°C
Ø Available in 14-pin PDIP, GDIP, PDSO packages
Konfigurasi :
·
IC Counter (IC 74193)
IC up/down counter yang mencacah dari 0000 s/d 1111 biner atau 0 s/d 15 desimal.
Konfigurasi pin IC 74193:
·
7segment Anoda
Spesifikasi :
Ø Tersedia dalam dua bentuk Common Cathode (CC) and Common Anode (CA)
ØTersedia dalam berbagai ukuran 9.14mm,14.20mm,20.40mm,38.10mm,57.0mm and 100mm (Biasa digunakan/atersedia adalah 14.20mm)
Ø Warna: White, Blue, Red, Yellow and Green (Res is commonly used)
Ø Low current operation
Ø Better, brighter and larger display than conventional LCD displays.
Ø Current consumption : 30mA / segment
Ø Peak current : 70mA
Konfigurasi :
Pin Number | Pin Name | Pin Name |
1 | e | Controls the left bottom LED of the 7-segment display |
2 | d | Controls the bottom most LED of the 7-segment display |
3 | Com | Connected to Ground/Vcc based on type of display |
4 | c | Controls the right bottom LED of the 7-segment display |
5 | DP | Controls the decimal point LED of the 7-segment display |
6 | b | Controls the top right LED of the 7-segment display |
7 | a | Controls the top most LED of the 7-segment display |
8 | Com | Connected to Ground/Vcc based on type of display |
9 | f | Controls the top left LED of the 7-segment display |
10 | g | Controls the middle LED of the 7-segment display |
·
Decoder (IC 7447)
IC 7447, merupakan IC TTL Decoder BCD to 7 Segment. IC ini berfungsi untuk mengubah kode bilangan biner BCD (Binary Coded Decimal) menjadi data tampilan untuk penampil/display 7 segment yang bekerja pada tegangan TTL (+5 volt DC).
konfigurasi pin:
·
Motor DC
Spesifikasi:
Konfigurasi:
3. Dasar teori[Kembali]
a. Rain sensor
Sensor hujan adalah jenis sensor yang berfungsi untuk mendeteksi
terjadinya hujan atau tidak, yang dapat difungsikan dalam segala macam aplikasi dalam kehidupan
sehari – hari. Dipasaran sensor ini dijual dalam bentuk module sehingga hanya
perlu menyediakan kabel jumper untuk dihubungkan ke mikrokontroler atau
Arduino.
Prinsip kerja dari module sensor ini yaitu pada saat ada air hujan
turun dan mengenai panel sensor maka akan terjadi proses elektrolisasi oleh air
hujan. Dan karena air hujan termasuk dalam golongan cairan elektrolit yang
dimana cairan tersebut akan menghantarkan arus listrik.
Pada sensor hujan ini terdapat ic komparator yang dimana output dari sensor ini dapat berupa logika high dan low (on atau off). Serta pada modul sensor ini terdapat output yang berupa tegangan pula. Sehingga dapat dikoneksikan ke pin khusus Arduino yaitu Analog Digital Converter.
Dengan singkat kata, sensor ini dapat digunakan untuk memantau
kondisi ada tidaknya hujan di lingkungan luar yang dimana output dari sensor
ini dapat berupa sinyal analog maupun sinyal digital.
Grafik respon:
b. LDR
LDR (Light Dependent Resistor) merupakan salah satu komponen
resistor yang nilai resistansinya akan berubah-ubah sesuai dengan intensitas
cahaya yang mengenai sensor ini. LDR juga dapat digunakan sebagai sensor
cahaya. Perlu diketahui bahwa nilai resistansi dari sensor ini sangat
bergantung pada intensitas cahaya. Semakin banyak cahaya yang mengenainya, maka
akan semakin menurun nilai resistansinya. Sebaliknya jika semakin sedikit
cahaya yang mengenai sensor (gelap), maka nilai hambatannya akan menjadi
semakin besar sehingga arus listrik yang mengalir akan terhambat.
c. Transistor
Transistor adalah komponen semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, di mana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Transistor
Bipolar adalah salah satu jenis transistor yang terbentuk dari 2 dioda sehingga
memiliki polaritas atau sisi positif dan sisi negatif. Biasanya transistor
Bipolar atau disebut dengan BJT (Basis Junction Transistor) memiliki 2 jenis,
diantaranya yaitu Transistor PNP dan Transistor NPN. Transistor ini memiliki 3
polaritas yang biasa disebut B (Basis), E (Emiter), C (Collector). Basis
berfungsi sebagai base atau tempat berkumpulnya kumpulan aliran arus yang masuk
ke transistor, Emiter dan Collector sebagai aliran arus masuk dan keluar.
Lambang Transistor BJT
Sudah jelas seperti gambar di atas bahwa transistor PNP memiliki simbol yang arah panahnya masuk dan sebaliknya untuk NPN arah panah dari emiter mengarah keluar.
Bentuk aliran arus pada sebuah transistor dapat dirumuskan dengan hukum KCL ( Kirchoff Current Law) Atau hukum Kirchoff I, yang dirumuskan sebagai berikut.
Ie = Ic + Ib
Keterangan :
Ie = Arus Emitter
Ic = Arus Collector
Ib = Arus Basis
Pada Transistor BJT nilai arus Ib relatif sangat kecil terhadap Ic, maka Ib ini dapat diabaikan. Sehingga persamaan diatas bisa berubah menjadi
Ie = Ic
Keterangan :
Ie = Arus Emitter
Ic = Arus Collector
Karakteristik input merupakan karakteristik dari tegangan base dan emitter (VBE) sebagai fungsi arus base (IB) dengan VCE dalam keadaan konstan. Karakteristik ini merupakan karakteristik dari junction emitter-base dengan forward bias atau sama dengan karakteristik diode pada forward bias. Pada BJT seluruh pembawa muatan akan melewati junction Base-Emittor menuju Collector maka arus pada basis menjadi jauh lebih kecil dari diode P-N dengan adanya faktor hfe. Penambahan nilai VCE megakibatkan arus IB akan berkurang. Arus IB akan mengalir jika tegangan VBE > 0,7 V.
Karakteristik
output merupakan karakteristik dengan tegangan emitter (VCE) sebagai fungsi
arus kolektor (IC) terhadap arus base (IB) yang tetap seperti ditunjukkan pada
Gambar 4. Pada saat IB=0, arus IC yang mengalir adalah arus bocor ICB0 (pada
umumnya diabaikan), sedangkan pada saat IB ≠ 0 untuk VCE kecil (<< 0,2
V), pembawa muatan di basis tidak efisien dan transistor dikatakan dalam
keadaan saturasi dengan IB > IC / hfe . Pada saat VCE diperbesar IC pun naik
hingga melewati level tegangan VCE saturasi (0,2 -1 V) hingga transistor
bekerja dalam daerah aktif dengan IB = IC / hfe. Pada saat ini kondisi arus IC
relatif konstan terhadap variasi tegangan VCE.
Gelombang Input dan output transistor:
d. Op-amp
Operasional amplifier (Op-Amp) adalah suatu penguat berpenguatan
tinggi yang terintegrasi dalam sebuah
chip IC yang memiliki dua input inverting dan non-inverting dengan sebuah
terminal output, dimana rangkaian umpan balik dapat ditambahkan untuk
mengendalikan karakteristik tanggapan keseluruhan pada operasional amplifier
(Op-Amp). Pada dasarnya operasional amplifier (Op-Amp) merupakan suatu penguat
diferensial yang memiliki 2 input dan 1 output. Op-amp ini digunakan untuk
membentuk fungsi-fungsi linier yang bermacam-mcam atau dapat juga digunakan
untuk operasi-operasi tak linier, dan seringkali disebut sebagai rangkaian
terpadu linier dasar. Penguat operasional (Op-Amp) merupakan komponen
elektronika analog yang berfungsi sebagai amplifier multiguna dalam bentuk IC
dan memiliki simbol sebagai berikut
Rumus penguatan op-amp
Op-amp inverting
Av = – ( Rf / Ri )
Op-amp non-inverting
Av = ( Rf / Ri ) + 1
Gelombang
input dan output op-amp
e. Dioda
Dioda atau disebut juga sinyal dioda adalah komponen dasar
semikonduktor aktif yang hanya bisa mengalirkan arus satu arah saja (forward
bias) yaitu dari arah positip (Anoda) ke arah negatif (Katoda) namun memblok
arus untuk arah sebaliknya. Dalam rangkaian elektronika dioda diibaratkan
sebagai kran/katup listrik satu arah. Dioda memiliki dua elektroda yaitu
elektroda positip (Anoda) dan elektroda negatif (Katoda). Secara umum dioda
biasa dipakai untuk merubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC) atau
disebut sebagai Rectifier.
Jenis dan Simbol Dioda
Seperti penjelasan diatas, Jenis dioda tergantung dari bahan material yang dipakai saat pembuatannya, dibawah ini adalah contoh gambar dan simbol dari jenis-jenis dioda:
1. Dioda
Silicon
Terbuat dari bahan Germanium, memiliki drop tegangan maju (forward
volt drop) 0,7V, pada rangkaian elektronika biasa dipakai sebagai penyearah
(rectifier). Contoh dioda Germanium adalah: 1N4000 series dan 1N5000 series
dll.
2. Dioda
Germanium
Terbuat dari bahan Silicon, memiliki drop tegangan maju (forward volt drop) 0,3V. Biasa diaplikasikan sebagai dioda penyearah. contoh dioda silicon adalah: IN4148 atau 1N914 dll.
3. Dioda Zener
Terbuat dari bahan silikon, dioda zener atau sering disebut juga "breakdown diode" berfungsi sebagai pembatas tegangan pada rangkaian, atau dengan kata lain dioda zener adalah komponen regulator tegangan sederhana. dioda zener memiliki rating tegangan antara 1 sampai ratusan volt dengan daya mulai dari 1/4w.
4. Light
Emitting Diode atau LED
Adalah jenis dioda yang dapat mengeluarkan cahaya, LED yang banyak dipasaran berbentuk kubah bulat dan juga kotak persegi dengan variasi warna merah, kuning, hijau, biru atau putih. batas arus maksimum LED adalah 20mA. dan memiliki drop tegangan maju (forward volt drop) antara 1,2v sampai 3,6v tergantung dari jenis warna LED.
5. Dioda
Schottky
Disebut
juga dioda power memiliki drop tegangan maju (forward bias) yang rendah, namun
rating arus dan tegangannya tinggi. Biasa dipakai sebagai penyearah pada
frekuensi tinggi, sering dipakai pada rangkaian pengisian battre, AC Rectifier
dan Inverter.contoh untuk dioda schotky adalah 5819 atau 58xx dll.
f.
Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk
menghambat atau membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkain
elektronika. Sebagaimana fungsi resistor yang sesuai namanya bersifat resistif
dan termasuk salah satu komponen elektronika dalam kategori komponen pasif.
Satuan atau nilai resistansi suatu resistor di sebut Ohm dan dilambangkan
dengan simbol Omega (Ω). Sesuai hukum Ohm bahwa resistansi berbanding terbalik
dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Selain nilai resistansinya (Ohm)
resistor juga memiliki nilai yang lain seperti nilai toleransi dan kapasitas
daya yang mampu dilewatkannya. Semua nilai yang berkaitan dengan resistor
tersebut penting untuk diketahui dalam perancangan suatu rangkaian elektronika
oleh karena itu pabrikan resistor selalu mencantumkan dalam kemasan resistor
tersebut.
Simbol Resistor Sebagai Berikut :
Resistor dalam suatu teori dan penulisan formula yang berhubungan dengan resistor disimbolkan dengan huruf “R”. Kemudian pada desain skema elektronika resistor tetap disimbolkan dengan huruf “R”, resistor variabel disimbolkan dengan huruf “VR” dan untuk resistorjenis potensiometer ada yang disimbolkan dengan huruf “VR” dan “POT”.
Kapasitas Daya Resistor
Kapasitas daya pada resistor merupakan nilai daya maksimum yang mampu dilewatkan oleh resistor tersebut. Nilai kapasitas daya resistor ini dapat dikenali dari ukuran fisik resistor dan tulisan kapasitas daya dalamsatuan Watt untuk resistor dengan kemasan fisik besar. Menentukan kapasitas daya resistor ini penting dilakukan untuk menghindari resistor rusak karena terjadi kelebihan daya yang mengalir sehingga resistor terbakar dan sebagai bentuk efisiensi biaya dan tempat dalam pembuatan rangkaian elektronika.
Nilai Toleransi Resistor
Toleransi resistor merupakan perubahan nilai resistansi dari nilai yang tercantum pada badan resistor yang masih diperbolehkan dan dinyatakan resistor dalam kondisi baik. Toleransi resistor merupakan salah satu perubahan karakteristik resistor yang terjadi akibat operasional resistor tersebut. Nilai torleransi resistor ini ada beberapa macam yaitu resistor dengan toleransi kerusakan 1% (resistor 1%), resistor dengan toleransi kesalahan 2% (resistor2%), resistor dengan toleransi kesalahan 5% (resistor 5%) dan resistor dengan toleransi 10% (resistor 10%).
Nilai toleransi resistor ini selalu dicantumkan di kemasan
resistor dengan kode warna maupun kode huruf. Sebagai contoh resistor dengan
toleransi 5% maka dituliskan dengan kode warna pada cincin ke 4 warna emas atau
dengan kode huruf J pada resistor dengan fisik kemasan besar. Resistor yang
banyak dijual dipasaran pada umumnya resistor 5% dan resistor 1%.
Jenis-Jenis Resistor
Berdasarkan jenis dan bahan yang digunakan untuk membuat resistor dibedakan menjadi resistor kawat, resistor arang dan resistor oksida logam atau resistor metal film.
Resistor Kawat (Wirewound Resistor)
Resistor kawat atau wirewound resistor merupakan resistor yang dibuat dengan bahat kawat yang dililitkan. Sehingga nilai resistansiresistor ditentukan dari panjangnya kawat yang dililitkan. Resistor jenis ini pada umumnya dibuat dengan kapasitas daya yang besar.
Resistor Arang (Carbon Resistor)
Resistor arang atau resistor karbon merupakan resistor yang dibuat dengan bahan utama batang arang atau karbon. Resistor karbon ini merupakan resistor yang banyak digunakan dan banyak diperjual belikan. Dipasaran resistor jenis ini dapat kita jumpai dengan kapasitas daya 1/16 Watt, 1/8 Watt, 1/4 Watt, 1/2 Watt, 1 Watt, 2 Watt dan 3 Watt.
Resistor Oksida Logam (Metal Film Resistor)
Resistor
oksida logam atau lebih dikenal dengan nama resistor metal film merupakan
resistor yang dibuah dengan bahan utama oksida logam yang memiliki
karakteristik lebih baik. Resistor metal film ini dapat ditemui dengan nilai
tolerasni 1% dan 2%. Bentuk fisik resistor metal film ini mirip denganresistor
kabon hanya beda warna dan jumlah cicin warna yang digunakan dalam penilaian
resistor tersebut. Sama seperti resistorkarbon, resistor metal film ini juga
diproduksi dalam beberapa kapasitas daya yaitu 1/8 Watt, 1/4 Watt, 1/2 Watt.
Resistor metal film ini banyak digunakan untuk keperluan pengukuran, perangkat
industri dan perangkat militer.
g. Relay
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.
h.
Gerbang XOR (IC7486)
Gerbang XOR adalah kombinasi dari gerbang-gerbang logika yang
komplek yang digunakan untuk membentuk rangkaian logika aritmatika, komparator
dan rangkaian untuk mendeteksi error.
Gerbang logika Ex-OR disimbolkan seperti pada gambar berikut ini.
Dalam bentuk aljabar Boolean, logika Ex-OR dapat dituliskan seperti
berikut ini.rumus exor :
Gerbang logika Ex-OR biasanya digunakan untuk membuat rangkaian
operasi aritmatika dan perhitungan khusus Adder dan Half-Adder. Gerbang
logika Ex-OR dapat berfungsi sebagai “carry-bit” atau sebagai kontroller
inverter, di mana salah satu input melewatkan data biner dan input lainnya
berfungsi sebagai pemberi signal kontrol.
IC gerbang logika Ex-OR antara lain :
IC TTL seri 74LS86 Quad 2 input Ex-OR
IC CMOS seri 4030 Quad 2 input EX-OR
i. 7Segment Anoda
Seven segment merupakan bagian-bagian yang digunakan untuk menampilkan angka atau bilangan decimal. Seven segment tersebut terbagi menjadi 7 batang LED yang disusun membentuk angka 8 dengan menggunakan huruf a-f yang disebut DOT MATRIKS. Setiap segment ini terdiri dari 1 atau 2 LED (Light Emitting Dioda). Seven segment bisa menunjukan angka-angka desimal serta beberapa bentuk tertentu melalui gabungan aktif atau tidaknya LED penyususnan dalam seven segment.
Supaya memudahkan penggunaannnya biasanya memakai sebuah sebuah seven segment driver yang akan mengatur aktif atau tidaknya led-led dalam seven segment sesuai dengan inputan biner yang diberikan. Bentuk tampilan modern disusun sebagai metode 7 bagian atau dot matriks. Jenis tersebut sama dengan namanya, menggunakan sistem tujuh batang led yang dilapis membentuk angka 8 seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas. Huruf yang dilihatkan dalam gambar itu ditetapkan untuk menandai bagian-bagian tersebut.
Dengan menyalakan beberapa segmen yang sesuai, akan dapat
diperagakan digit-digit dari 0 sampai 9, dan juga bentuk huruf A sampai F
(dimodifikasi). Sinyal input dari switches tidak dapat langsung dikirimkan ke
peraga 7 bagian, sehingga harus menggunakan decoder BCD (Binary Code Decimal)
ke 7 segmen sebagai antar muka. Decoder tersebut terbentuk dari pintu-pintu akal yang masukannya
berbetuk digit BCD dan keluarannya berupa saluran-saluran untuk mengemudikan
tampilan 7 segmen.
Tabel Pengaktifan Seven Segment Display
j.
Decoder (IC 7447)
IC BCD 7447 merupakan IC yang bertujuan mengubah data BCD (Binary
Coded Decimal) menjadi suatu data keluaran untuk seven segment. IC 7447 yang
bekerja pada tegangan 5V ini khusus untuk menyalakan seven segment dengan
konfigurasi common anode. Sedangkan untuk menyalakan tampilan seven segment
yang bekerja pada konfigurasi common cathode menggunakan IC BCD 7448.
IC ini sangat membantu untuk meringkas masukan seven segmen dengan
jumlah 7 pin, sedangkan jika menggunakan BCD cukup dengan 4 bit masukan. IC BCD
bisa juga disebut dengan driver seven segment. Berikut konfigurasi Pin IC 7447.
Konfigurasi Pin Decoder:
· Pin Input IC BCD, memiliki fungsi sebagai masukan IC BCD yang
terdiri dari 4 Pin, nama pin masukan BCD dilangkan dengan huruf kapital yaitu
A, B, C dan D. Pin input berkeja dengan
logika High=1.
· Pin Ouput IC BCD, memiliki fungsi untuk mengaktifkan seven segmen
sesuai data yang diolah dari pin input.
Pin output berjumlah 7 pin yang namanya dilambangkan dengan aljabar huruf kecil yaitu, b, c, d,
e, f dan g. Pin Output bekerja dengan logika low=0. Karena itulah IC 7447 digunakan
untuk seven segment common anode.
·
Pin LT (Lamp Test) memiliki fungsi untuk mengaktifkan semua output
menjadi aktif low, sehingga semua led
pada seven segmen menyala dan menampilkan angka 8. Pin LT akan aktif jika diberi logika low. Pin ini juga
digunakan untuk mengetes kondisi LED pada seven segment.
· Pin RBI (Ripple Blanking Input) memiliki fungsi untuk menahan data
input (disable input), pin RBI akan aktif jika diberi logika low. Sehingga
seluruh pin output akan berlogika High, dan seven segment tidak aktif.
· Pin RBO (Ripple blanking Output) memiliki fungsi untuk menahan data output (disable output), pin RBO ini akan aktif jika diberikan logika Low. Sehingga seluruh pin output akan berlogika High, dan seven segment tidak aktif.
Pada aplikasi IC dekoder 7447, ketiga pin (LT, RBI dan RBO) harus
diberi logika HIGH=1 agar tidak aktif. Baik IC 7447 atau 7448 pada bagian
output perlu dipasang resistor untuk membatasi arus yang keluar sehingga led
pada seven segment bekerja secara optimal. Berikut ini rangkaian IC dekoder
7448 untuk konfigurasi seven segment common cathode.
k. Motor DC
Motor DC adalah motor listrik yang memerlukan suplai tegangan arus
searah pada kumparan medan untuk diubah menjadi energi gerak mekanik. Kumparan
medan pada motor dc disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan
jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Motor arus searah, sebagaimana namanya,
menggunakan arus langsung yang tidak langsung/directunidirectional.
Motor
DC adalah piranti elektronik yang mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik berupa gerak rotasi. Pada motor DC terdapat jangkar dengan satu atau
lebih kumparan terpisah. Tiap kumparan berujung pada cincin belah (komutator).
Dengan adanya insulator antara komutator, cincin belah dapat berperan sebagai
saklar kutub ganda (double pole, double throw switch). Motor DC bekerja
berdasarkan prinsip gaya Lorentz, yang menyatakan ketika sebuah konduktor
beraliran arus diletakkan dalam medan magnet, maka sebuah gaya (yang dikenal
dengan gaya Lorentz) akan tercipta secara ortogonal diantara arah medan magnet
dan arah aliran arus. Kecepatan putar motor DC (N) dirumuskan dengan Persamaan
berikut.
4. Langkah percobaan[Kembali]
a. Siapkan
komponen-komponen yang diperlukan
b. Letakkan
komponen tersebut, seperti gambar rangkaian
c. Rangkai
komponen tersebut
d. Jalankan
simulasinya
5. Rangkaian[Kembali]
Prinsip kerja:
6. Video[Kembali]
7. Download[Kembali]
HTML [download]
Rangkaian [download]
Video
Library rain sensor [download]
Datasheet rain sensor [download]
Datasheet LDR [download]
Datasheet gerbang OR [download]
Datasheet gerbang XOR [download]
Datasheet 7Segment [download]
Datasheet IC 7447 [download]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar